Sabtu, 17 November 2012

Pengertian Komunikasi


Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah proses dinamika yang secara jelas dipakai dlam seuah organisai. Penyampaiaan informasi yang akurat dan pemahaman atas informasi dari satu unit ke unit tidak hanya vita dalam perumusan dan implementasi tujua-tujuan organisasional tapi juga merupakan peralatan dan sarana penting melalui mana kegiatan-kegiatan organisasional.
Menurut para ahli definisi komunikasi seagai berikut:
James A.F. Stoner & Charles Wankel (1989)
            Komunikasi  ialah satu cara manusia berhubungan yang melibatkan pengertian atau maksud, dengan syarat mereka perlu setuju dengan definisi istilah-istilah yang digunakan berdasarkan sesuatu yang simbolik seperti isyarat, huruf, nomor, dan perkataan yang melambangkan atau menyerupai ide-ide yang dapat menyampaikan maksud
menurut Keith Davis
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dan pengertian dari orang ke orang lain.
Chester I barnard
Komunikasi adalah alat dimana orang-orang bersangkutan saling berhubungan satu sama lain dalam suatu organisai untuk mencapai tujuan umum.
Koontz O’Donnell
Komunikasi adalah sebagai suatu pemindahan informasi dari suatu orang ke orang lain.
Sedangkan secara umum komunikasi merupakan sebuah usaha mendorong orang lain menginterpretasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat terseut. Dengan komunikasi diharapkan akan terperoleh titik kesamaan fikiran. Kemungkinan jika salah atau kurang sempurnanya penyampaian akan mencegah hal yang tidak sepandannya dalam sebuah organisai.
Seperti memimpin, pasti kita akan mencapai dan melaksanakan apa yang akan kita kehendaki. Melaksanakannya tidak selalu menghalalkan segala cara, kita mampu untuk erinteraksi dan memahami pemikiran dari orang yang menerima informasi. Kemudian informasi yang dierikan haruslah jelas dan singkat untuk menghindari informasi yang tidak baik dan akan menjadi issu atau kata burung.
Konteks Komunikasi, Tipe-tipe Komunikasi, dan pengaruh Utama pada Transmisi Informasi
Konteks Komunikasi
Tipe Komunikasi
( Tingkatan Analisi)
Pengaruh-pengaruh Utama pada Transmisi Informasi
Independen dari ( tidak pergantung kepada) organisasi
a.       Antara priadi
a.       Perwujudan kognifikan, dan aturan-aturan dan norma-norma sosial

Dalam organisasi
a.       Antara priadi
b.      Antara unit kerja
a.       Aturan-aturan dan norma-norma organisasional ditamah norma-norma sosial yang dapat diterapkan
b.      Hubungan-hubungan antar departemen, akibat-akibat agregrat pertukaran informasi
Eksternal ke organisai individual
a.       Antara organisai
b.      Organisasi lingkungan
a.       Hubungan-hubungan diantara erbagai organisasi
b.      Komponen-komponen lingkungan
sumer : K.H. Roberts et.al.,”Organizional Theory and Organizational Communication : A Communication Failure?” Human relations 27 (1974), hal 515.

ALIRAN VERTIKAL


ALIRAN VERTIKAL
            Aliran komunikasi vertikal mencakup seluruh tranksaksi yang meliputi baik aliran informasi ke bawah maupun ke atas yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi. Transmisi informasi kebawah (downward) biasanya dipandang sebagai hal yang terjadi bersamaan dengan aliran wewenang organisasi, yang diberikan dari eselon tertinggi sampai eselon terendah. Sebagai contoh, dalam gambar 8-2, akan ada aliran komunikasi vertikal kebawah dari manajer umum ke manajer produksi, kemudian ke manajer pabrik, kepala bagian produksi, superintendent, mando dan akhirnya karyawan operatif. Walaupun komunikasi ke bawah mungkin melaksanakan beberapa fungsi, secara mendasar digunakan untuk memberi perintah dan instruksi. Katz dan Kahn mengemukakan bahwa aliran komunikasi ke bawah mempunyai 5 tujuan pokok :
1.      Untuk memberikan pengarahan-pengarahan atau instruksi-instruksi kerja tertentu (spesifik).
2.      Untuk memberikan informasi mengapa suatu perkerjaan harus dilaksanakan (rationale of a job).
3.      Untuk memberikan informasi tentang prosedur-prosedur dan praktek-praktek organisasional.
4.      Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan (bawahan).
5.      Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

Komunikasi ke bawah dapat berupa tulisan atau lisan (oral). Contoh komunikasi tertulis adalah memorandum, manual, majalah, surat kabar, bulletin, dan penyebaran informasi. Beberapa contoh komunikasi lisan yang mengalir ke bawah termasuk media pengarahan verbal/lisan, percakapan, konferensi, dan kontak telepon. Secara lebih terperinci aliran komunikasi vertikal ke bawah mungkin berbentuk :

·         Rantai perintah;
·         Plakat dan papan pengumuman;
·         Majalah perusahaan;
·         Surat pada karyawan;
·         Buku petunjuk karyawan;
·         Kontak informasi;
·         Sistem pengeras suara;
·         Secarik kertas tanda terima gaji;
·         Desas-desus
·         Laporan tahunan;
·         Pertemuan kelompok;
·         Serikat kerja.

Gerakan informasi ke atas (upward) melalui tingkatan-tingkatan hirarki organisasional paling sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan secara mendasar dihubungkan dengan fungsi pengawasan. Sebagai contoh, penyampaian data keluaran produksi ke atas adalah esensial bagi fungsi pengawasan produksi. Disamping itu, komunikasi ke atas juga melaksanakan peranan integratif dengan menyediakan sarana-sarana penyampaian masalah-masalah yang dihadapi karyawan. Survai sikap, manajemen berdasarkan sasaran (management by objective), dan terdengarnya keluhan merupakan beberapa contoh komunikasi ke atas. Secara lebih terperinci, aliran komunikasi vertikal ke atas mungkin berbentuk :
·         Kontak tatap muka;
·         Pertemuan kelompok;
·         Prosedur pengaduan;
·         Sistem kelah;
·         Daftar pertanyaan tentang semangat kerja;
·         Surat usulan;
·         Pemberian saran;
·         Wawancara;
·         Kebijaksanaan pintu terbuka (open-door policy)
·         Serikat kerja;
·         Mata-mata karyawan;
·         Desas-desus.
Aliran horizontal (Lateral)
            Komunikasi horizontal mencakup seluruh penyampaian informasi yang mengalir secara lateral dalam suatu organisasi. Transmisi ini dapat dikelompokkan menurut terjadinya : (a) di antara para karyawan dalam kelompok kerja yang sama dan (b) antara kelompok-kelompok yang mempunyai kedudukan (status) sederajat atau antar departemen. Sebagai contoh, dalam gambar akan ada aliran komunikasi horizontal dalam antara unit-unit kerja seperti pemasaran, produksi, keuangan, penelitian dan hubungan industrial; atau di antara para manajer pabrik atau superintendent. Komunikasi ini bersifat koordinatif, karena hal ini paling sering bersangkutan dengan aliran kerja. Karena komunikasi horizontal terutama terjadi di antara orang-orang yang berkedudukan sederajat atau hampir sepadan, maka cendering tidak begitu menakutkan, lebih akurat, dan lebih cepat dibanding komunikasi vertikal.

Senin, 05 November 2012

Saluran komunikasi formal

SALURAN KOMUNIKASI FORMAL
            Struktur hirarki dasar organisasi menggambarkan sebagian besar sifat aliran komunikasi internalnya. Saluran-saluran komunikasi formal secara umum dirancang untuk mempermudah pertukaran-pertukaran informasi vertikal, horizontal dan diagonal. Berikut ini akan dibahas karakteristik-karakteristik dan impikasi-implikasi setiap aliran tersebut dalam hubungannya dengan komunikasi efektif.
Komunikasi formal
Komunikasi formal yang dilakukan antara sesama organisasi disesuaikan dengan urutan/tingkatan dalam struktur organisasi.
Kalau komunikasi formal disampaikan dari atasan ke bawahan komunikasi ini biasanya digunakan untuk menyampaikan perintah.
Akan tetapi kalau komunikasi dilakukan dari bawahan ke atasan maka komunikasi ini biasanya digunakan untuk menyampaikan laporan.
ALIRAN VERTIKAL
            Aliran komunikasi vertikal mencakup seluruh tranksaksi yang meliputi baik aliran informasi ke bawah maupun ke atas yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi. Transmisi informasi kebawah (downward) biasanya dipandang sebagai hal yang terjadi bersamaan dengan aliran wewenang organisasi, yang diberikan dari eselon tertinggi sampai eselon terendah. Sebagai contoh, dalam gambar 8-2, akan ada aliran komunikasi vertikal kebawah dari manajer umum ke manajer produksi, kemudian ke manajer pabrik, kepala bagian produksi, superintendent, mando dan akhirnya karyawan operatif. Walaupun komunikasi ke bawah mungkin melaksanakan beberapa fungsi, secara mendasar digunakan untuk memberi perintah dan instruksi. Katz dan Kahn mengemukakan bahwa aliran komunikasi ke bawah mempunyai 5 tujuan pokok :
1.      Untuk memberikan pengarahan-pengarahan atau instruksi-instruksi kerja tertentu (spesifik).
2.      Untuk memberikan informasi mengapa suatu perkerjaan harus dilaksanakan (rationale of a job).
3.      Untuk memberikan informasi tentang prosedur-prosedur dan praktek-praktek organisasional.
4.      Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan (bawahan).
5.      Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

Komunikasi ke bawah dapat berupa tulisan atau lisan (oral). Contoh komunikasi tertulis adalah memorandum, manual, majalah, surat kabar, bulletin, dan penyebaran informasi. Beberapa contoh komunikasi lisan yang mengalir ke bawah termasuk media pengarahan verbal/lisan, percakapan, konferensi, dan kontak telepon. Secara lebih terperinci aliran komunikasi vertikal ke bawah mungkin berbentuk :

·         Rantai perintah;
·         Plakat dan papan pengumuman;
·         Majalah perusahaan;
·         Surat pada karyawan;
·         Buku petunjuk karyawan;
·         Kontak informasi;
·         Sistem pengeras suara;
·         Secarik kertas tanda terima gaji;
·         Desas-desus
·         Laporan tahunan;
·         Pertemuan kelompok;
·         Serikat kerja.

Gerakan informasi ke atas (upward) melalui tingkatan-tingkatan hirarki organisasional paling sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan secara mendasar dihubungkan dengan fungsi pengawasan. Sebagai contoh, penyampaian data keluaran produksi ke atas adalah esensial bagi fungsi pengawasan produksi. Disamping itu, komunikasi ke atas juga melaksanakan peranan integratif dengan menyediakan sarana-sarana penyampaian masalah-masalah yang dihadapi karyawan. Survai sikap, manajemen berdasarkan sasaran (management by objective), dan terdengarnya keluhan merupakan beberapa contoh komunikasi ke atas. Secara lebih terperinci, aliran komunikasi vertikal ke atas mungkin berbentuk :
·         Kontak tatap muka;
·         Pertemuan kelompok;
·         Prosedur pengaduan;
·         Sistem kelah;
·         Daftar pertanyaan tentang semangat kerja;
·         Surat usulan;
·         Pemberian saran;
·         Wawancara;
·         Kebijaksanaan pintu terbuka (open-door policy)
·         Serikat kerja;
·         Mata-mata karyawan;
·         Desas-desus.
Aliran horizontal (Lateral)
            Komunikasi horizontal mencakup seluruh penyampaian informasi yang mengalir secara lateral dalam suatu organisasi. Transmisi ini dapat dikelompokkan menurut terjadinya : (a) di antara para karyawan dalam kelompok kerja yang sama dan (b) antara kelompok-kelompok yang mempunyai kedudukan (status) sederajat atau antar departemen. Sebagai contoh, dalam gambar akan ada aliran komunikasi horizontal dalam antara unit-unit kerja seperti pemasaran, produksi, keuangan, penelitian dan hubungan industrial; atau di antara para manajer pabrik atau superintendent. Komunikasi ini bersifat koordinatif, karena hal ini paling sering bersangkutan dengan aliran kerja. Karena komunikasi horizontal terutama terjadi di antara orang-orang yang berkedudukan sederajat atau hampir sepadan, maka cendering tidak begitu menakutkan, lebih akurat, dan lebih cepat dibanding komunikasi vertikal.

Aliran Diagonal
            Aliran komunikasi diagonal mencakup seluruh transmisi informasi yang memotong silang rantai perintah organisasi. Komunikasi diagoanl paling sering berbentuk interaksi antara para manajer lini dan para anggota staf atau unit-unit pelayanan. Dalam masalah ini para pemimpin organisasi perlu menyadari bahwa sering terjadi konflik dalam komunikasi lini – staf diagonal. Berbagai studi yang telah dilakukan mengambil kesimpulan bahwa para staf mempunyai kegiatan komunikasi dan pengetahuan tentang berbagai peristiwa organisasi lebih besar daripada para karyawan lini. Suatu studi yang dilakukan Davis memberikan beberapa keterangan tentang hal itu :
1.      Komunikasi merupakan fungsi utama banyak spesialis staf. Mereka secara rutin mendapatkan data dan melaksanakan kegiatan-kegiatan, seperti penyiapan laporan-laporan dan penyebaran pengarahan-pengarahan.
2.      Para spesialis staf biasanya mempunyai saluran-saluran komunikasi lebih pendek ke manajemen puncak (atas), karena pada umumnya personalia staf ditempatkan pada posisi-posisi tinggi dalam hirarki manajemen.
3.      Banyak spesialis staf harus secara teratur mendatangi berbagai departemen suatu perusahaan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Mobilitas ini memungkinkan mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk memperoleh dan menyebarkan informasi, sehingga dapat mengembangkan jangkauan komunikasi yang lebih luas.
4.      Karena keahlian khusus mereka, para spesialis staf biasanya lebih banyak terlibat dalam pelaksanaan keputusan-keputusan dibanding karyawan lini.

Rabu, 20 Juni 2012



Aplikasi Perkuliahan Dengan Cara Soft Skill
Soft Skill dan Implementasinya
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai soft skil. Soft Skills sendiri sudah diterapkan dalam perkuliahan dengan tujuan untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya. Selain itu dengan mata kuliah Soft Skills, dosen dapat memantau perkembangan kepribadian, empati, keterampilan, dan ke aktifan mahasiswa. Karena dalam kenyataannya untuk masuk dalam dunia kerja, kita tidak hanya dilihat dari kemampuan Hard Skillsnya saja,tetapi juga dilihat dari kemampuan Soft Skillsnya seperti psikotest,wawancara,dll. Untuk penjelasan lebih dalamnya, Saya akan sedikit menguraikan pengertian, peranan dan kebutuhan Soft Skills dalam dunia kerja.

1. Pengertian Soft Skills

Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Wikipedia menuliskan pengertian Soft Skill sebagai berikut:
Soft skills is a sociological term which refers to the cluster of personality traits, social graces, facility with language, personal habits, friendliness, and optimism that mark people to varying degrees. Soft skills complement hard skills, which are the technical requirements of a job.

2. Peranan dari Soft Skills

Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)

3. Kebutuhan Soft Skill Di Dunia Kerja

Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja.
Kemampuan softskill diatas, sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional yang menurut definisi adalah Kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :

1. Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan yang win-win solution.
2. Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan tabah dalam menjalankan tugas.
3. Motiovasi Diri, yang meliputi kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah
4. Empati pada Sesama ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan kekeluargaan
5. Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim)

            Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau affective domain.(Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. kompetensi yang berkaitan langsung dengan bidang kerja.

            Contohnya Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.

            Disini kesimpulan yang saya ambil adalah, kemampuan kita dalam berfikir logis, mendalami pengetahuan, dan mendapatkan nilai prestasi dilakukan oleh otak kiri yang berupa Hard Skills, sedangkan untuk kemampuan berkreatifitas,berorganisasi,dan melakukan keterampilan lainnya dilakukan oleh otak kanan yang berupa Soft Skills. 



source:
http://gantengbgt-tugas.blogspot.com/2012/06/aplikasi-perkuliahan-dengan-cara-soft.html

Rabu, 13 Juni 2012


Kebudayaan Di Jepang

Kabuki, teater klasik di Jepang. ciri khas teater ini adalah irama pemainnya yang khas banget, kostum yang mewah dan dandanannya mencolok banget (dalam bahasa Jepang disebutnya kumadori). yang unik dari teater ini adalah, semua pemainnya perempuan walaupun peranan di lakonnya laki”.

Noh, teater musikal tertua yang ada di Jepang.  pertunjukkannya gak cuma dialog  tapi ada nyanyian (utai),  iringan musik  (hayashi),  juga tarian.  ciri khas  teater musikal ini  ialah  pemeran  utamanya  pakai kostum sutera dengan sulam warna warni, plus topeng kayu dilapisi lacquer. topeng ini penggambarannya biasanya orang yang udah tua, perempuan muda atau anak laki”.

Kyogen, teater klasik lelucon yang dipertunjukkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan tunggal.

Bunraku, yang populer akhir abad ke-16. merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di dunia.

Sado, atau upacara membuat dan minum teh yang sangat terkenal. konon orang Jepang mempelajari seni upacara membuat teh ini selama 20 tahun karena cara membuatnya yang dianggap sangat sakral oleh penduduk Jepang. diperlukan kesabaran yang tinggi dan keahlian khusus karena proses pembuatan satu cangkir teh saja memakan waktu 3 jam.

Ikebana, seni merangkai bunga di Jepang yang sangat terkenal namun seiring perkembangan zaman seni merangkai bunga ini sudah meluas ke seluruh dunia. kabarnya seni ini memiliki aliran yang beranekaragam jenisnya, bunga yang tadinya tampak biasa menjadi luar biasa cantik jika sudah disentuh teknik Ikebana.

Kimono dan Yukata, pakaian tradisional orang Jepang. kalau kita lagi berkunjung ke Jepang kita bisa bedain deh mana yang beneran kimono asli dan mana yang cuma sekedar kimono”an. kalau ada perempuan yang pake kimono teksturnya indah dan bahannya rumit, plus bahannya keliatan berat dan ribet gak diragukan lagi deh status sosialnya karena kimono jenis ini hanya orang tertentu aja yang bisa punya mengingat harganya bisa sampe puluhan juta.

Manusia dan penderitaan



Pengertian Penderitaan Berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari kata sanseketa dhra. Derita adalah menanggung atau merasakan. Penderitan termasuk realitas dunia dan manusia. Itenitas penderitaan bertingkat – tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya itensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energy untuk bengkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Sebaliknya bila dipandang secara positif berarti penderitaan tersebut ditimbulkan karena sesuatu yang telah dilakukannya. Jadi ada faktor penyebab dan akibatnya. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
SIKSAAN. Misalnya : • Kebimbangan. • Kesepian. • Ketakutan. Sebab seseorang merasa ketakutan dan tertekan.
Penderitaan pada kenikmatan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
2. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin dicapai atau dikejarnya. Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meninimalkan penderitaan.
Hal lain yang menimbulkan derita terhadap seseorang adalah merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau perasaannya. Akhirnya, keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar. Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar atau dengan ucapan yang keliru. Atau, apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang dan lain-lain. berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud suoaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat.
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat di perinci sebagai berikut: a) Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan sekitarnya. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. b) Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan.
Pengaruh penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan dapat pengaruh yang berbeda dari dalam dan luar dirinya. Diantaranya adalah sikap positif dan negatif :
Sikap positif : sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan

Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri